Laman

Kerja Keras, Kaya, Takdir, dan Socrates

Ini hanya otak atik matuk versi saya saja, jangan terlalu dianggap serius, yaitu hubungan antara kerja keras dan kaya sebagai berikut:
  1. Ada orang yang bekerja keras dan kaya. Ini adalah hal yang umum, tetapi terus terang saja mungkin jumlahnya sedikit karena bukankah orang kaya memang lebih sedikit dibandingkan yang tidak kaya.
  2. Ada orang yang tidak bekerja keras dan kaya. Biarpun jumlahnya juga sedikit karena alasan yang sama seperti di atas, tetapi yang begini ini memang ada. Contoh: anak orang kaya, dapat undian, atau yang punya hoki baik sehingga hidupnya lancar-lancar saja sampai kaya raya.
  3. Ada juga yang bekerja keras tapi nggak kaya-kaya. Mungkin ada bilang itu karena kerjanya kurang cerdas, ya mungkin saja, tetapi belum tentu juga begitu karena di dunia ini banyak sekali faktor x-nya. Pokoknya yang seperti ini ada banyak sekali.
  4. Lalu yang malas kerja keras dan memang tidak kaya. Kalau yang ini sih kelihatannya tidak perlu dibahas.

Kalau melihat komposisi di atas, maka korelasi antara kerja keras dan kaya jadi meragukan. Apalagi jika teringat suatu ungkapan bahwa "Jodoh, rejeki, dan umur ada di tangan Tuhan", maka akan semakin pesimis saja jadinya. Tentu saja mereka yang termasuk golongan nomer 1 akan menolak keras pesimisme ini. Dan tentu saja kalau dilihat dari probability, maka bekerja keras dan menjadi kaya jelas probabilitynya jauh lebih besar daripada yang tidak bekerja keras. Tetapi tetap saja itu tidak akan bisa menghilangkan faktor-faktor x dalam kehidupan yang biasanya diwakili dengan kata 'takdir'.

Ada suatu ungkapan dari Socrates yang mungkin bisa dihubungkan dengan perkara takdir kaya ini. Socrates mempertanyakan perkara kekudusan seperti ini: Apakah orang-orang kudus itu disukai para dewa karena kekudusannya? Ataukah mereka menjadi kudus karena disukai oleh para dewa? Atau dengan kata lain kudus dulu atau disukai dewa dulu. Nah kalau dihubungkan dengan perkara takdir 'kaya karena bekerja keras', maka pertanyaannya menjadi:
Apakah karena orang kaya ditakdirkan menjadi kaya makanya mereka juga ditakdirkan untuk bekerja keras? Ataukah karena mereka bekerja keras makanya mereka menjadi kaya?

Ada salah satu keyakinan bahwa jika ingin menjadi kaya, maka berkelakuanlah seperti orang kaya. Nah jika konsep takdir yang berlaku adalah seperti di pertanyaan yang di depan, maka perilaku kaya bisa menjadi blunder. Bagi orang yang ditakdirkan kaya, maka berperilaku kaya akan memicu dan memotivasinya untuk bekerja keras menjadi orang kaya. Tetapi jika seseorang ditakdirkan tidak kaya, maka berperilaku kaya adalah merupakan suatu pemborosan dan suatu tindakan yang bisa berakibat negatif.

Entah prinsip mana yang benar, itu semua tergantung dari keyakinan masing-masing. Teori kaya seseorang belum tentu berhasil jika diterapkan kepada orang lain. Berkutat di persoalan kekayaan, belum tentu juga membawa kebaikan. Bagi saya sendiri, saya memilih untuk meninggalkan persoalan itu. Saya merasa bahwa hidup saya akan terasa sempit jika hanya memikirkan perkara kekayaan. Tetapi itu hanya menurut saya saja, dan setiap orang berhak untuk memiliki keyakinannya sendiri-sendiri. Yang pasti, bekerja keras adalah perilaku yang terpuji yang pasti bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan, dan manfaat itu tidaklah harus berupa kekayaan harta. Dan itu harus dijadikan suatu kebiasaan sejak muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[Ke Atas]