TTP (7) - Pikiran
Setelah kualitas dari perbuatan meningkat ke level yang sesuai, maka perenungan dapat ditingkatkan ke perenungan terhadap pikiran. Perenungan terhadap pikiran ini cukup sulit dilakukan karena manusia cenderung menyamakan dirinya dengan pikirannya, cogito ergo sum. Sedangkan untuk bisa melakukan pengamatan yang baik, maka harus ada jarak dengan objek yang diamati. Mengamati pikiran sebagai objek perenungan membutuhkan ketekunan dan kesabaran ekstra untuk melatihnya, untuk memisahkan diri dari pikirannya.
Pikiran adalah bagian yang paling aktif dari diri manusia, sehingga juga bagian yang paling sulit untuk dikendalikan. Pikiran dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan kecepatan jauh melebihi kecepatan cahaya. Pikiran dapat menjangkau hal yang paling kecil, dan berpindah ke sesuatu yang besar dalam sekejap mata. Pikiran bahkan masih aktif di saat tubuh dan jiwa beristirahat, di saat tidur. Keaktifan pikiran ini membutuhkan energi, karena berhubungan dengan pergerakan sel-sel otak. Pikiran yang terlalu aktif, akan sangat melelahkan dan sangat menguras energi, bahkan bisa menimbulkan penyakit fisik. Apalagi jika keaktifan pikiran ini diikuti oleh pergerakan fisik, kelelahan yang diakibatkan bisa berlipat-lipat.
Bagi orang yang sudah terbiasa melakukan perenungan terhadap pikiran, maka pergerakan pikiran dapat diamati, ditandai, dan dikendalikan. Kemampuan mengendalikan pikiran juga sangat bermanfaat untuk mengistirahatkan pikiran, demi kesehatan dan menjaga kualitas hidup. Perenungan dan pengendalian terhadap pikiran ini dilakukan dengan jalan konsentrasi. Pada umumnya konsentrasi dilakukan dengan mengikat pikiran kepada satu titik fokus. Dengan memandang objek tertentu, baik secara nyata maupun dengan mata terpejam, dalam jangka waktu tertentu.
Suatu amalan ibadah umumnya sudah mencakup unsur pengendalian terhadap pikiran ini. Beberapa amalan ibadah mensyaratkan posisi tubuh tertentu, karena memang pikiran sangat berhubungan dengan badan. Diamnya pikiran sulit dicapai tanpa diamnya tubuh, dan bagian tubuh yang paling berkaitan dengan gerakan pikiran adalah mata. Oleh karena itu seringkali konsentrasi dilakukan dengan mengikat pandangan mata ke satu titik, biasanya adalah ujung hidung.
Beberapa amalan ibadah juga menggabungkan unsur diam, gerakan, dan ucapan, dengan tujuan tertentu. Konsentrasi difokuskan kepada ucapan, dan tidak boleh lepas karena gerakan. Dilibatkannya unsur gerakan, salah satu tujuannya, adalah agar perenungan dan pengendalian pikiran ini mampu dilakukan bukan hanya di saat melakukan amalan ibadah itu saja, tetapi juga mampu dilakukan di kehidupan sehari-hari yang penuh dengan gerakan. Tetapi unsur utama dalam suatu amalan ibadah adalah diam, karena itu sangat tidak disarankan melakukan amalan ibadah dengan tergesa-gesa, karena itu akan sangat mengurangi manfaatnya.
Melakukan perenungan terhadap pikiran akan meningkatkan kualitas dari pikiran, dan peningkatan kualitas pikiran secara keseluruhan akan meningkatkan kualitas dari perenungan yang lebih dalam lagi.
Referensi: sebuah buku tipis.
Artikel terkait:
TTP (6) - Perbuatan: Tingkatan Amalan Ibadah
TTP (1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar