Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Laki-perempuan, tua-muda, kaya-miskin, baik-buruk, positif-negatif, malaikat-setan, dan seterusnya. Filsafat cina menyebutnya sebagai yin-yang, di jawa-hindu lingga-yoni, dan seterusnya di seluruh dunia punya filsafat dualisme ini.
Saya sendiri bukan ahli yang akan menerangkan hukum dualisme ini, saya hanya memberikan contoh yang saya mengerti yaitu panas-dingin. Seperti yang kita ketahui, angin terjadi karena ada perbedaan tekanan udara akibat adanya perbedaan suhu. Angin mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, atau dari suhu rendah ke suhu tinggi. Angin membawa kehidupan di muka bumi, membawa benih tumbuhan untuk berkembang di tempat lain, dan seterusnya. Bayangkan bila suhu di muka bumi sama semua, maka semuanya akan berhenti, tidak ada lagi kehidupan. Kira-kira demikianlah Tuhan menciptakan dualitas, agar terjadi suatu dinamika pergerakan, agar kehidupan bisa berlangsung.
Tuhanlah tidaklah menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia (44 : 38-39). Perbedaan yang diwujudkan dalam hukum dualitas diciptakan Tuhan dengan suatu tujuan, maka demikian juga dengan perbedaan-perbedaan lainnya. Tuhan menciptakan semua perbedaan dengan hikmah-hikmah di baliknya. Semuanya tidak diciptakan secara sia-sia. Manusialah yang membuatnya sia-sia.
*dirangkum dari sumber-sumber dari mana saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar