Ungkapan di atas sering disebut-sebut sebagai pengingat agar orang tidak mudah-mudah menyalahkan orang lain, sebelum introspeksi dirinya sendiri. Tetapi ungkapan yang umum adalah ‘1 jari menunjuk orang lain, dan 4 jari menunjuk diri sendiri’, jarang yang ‘1 jari menunjuk orang lain, 3 jari menunjuk diri sendiri.’ Mana yang benar, inilah gambarnya:
Yang benar adalah 1 jari menunjuk ke depan, 3 jari menunjuk diri sendiri, dan 1 jari lagi (jempol) menunjuk ke depan agak bergeser. Penafsirannya kira-kira adalah: Lihatlah diri sendiri minimal 3 kali sebelum menunjuk orang lain, jangan-jangan diri sendiripun memiliki apa yang akan ditunjuk tersebut. Jempol menunjuk ke depan agak ke samping, bisa diartikan bahwa bisa jadi orang yang ditunjuk melakukan sesuatu itu karena pengaruh lingkungan, bukan semata-mata kesalahannya sendiri.
Contoh menarik dari tunjuk menunjuk adalah tentang fanatisme. Ada orang-orang yang sangat menentang fanatisme sampai-sampai tidak sadar kalau merekapun ternyata fanatik terhadap anti-fanatisme. Begitu fanatiknya sampai sanggup berdebat berhari-hari pantang menyerah. Tapi ini hanya contoh belaka.
…….
Bergeser topik, bagaimana dengan memberikan pujian yang biasanya dengan mengacungkan jempol?
Jempol mengarah ke atas yang berarti bahwa pada dasarnya semua pujian adalah milik Tuhan semata. Keempat jari digenggam erat berarti seseorang tidak boleh menyimpan keinginan untuk dipuji, dan memuji orang lain harus setulus hati. Bagaimana menurut penafsiran anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar