Laman

Merubah Sakit Menjadi Motivasi

TTP (9) - Pikiran
Semua orang pasti pernah merasakan sakit dan rasa sakit. Sayangnya kebanyakan orang lebih cenderung untuk menghindari rasa sakit tersebut ketimbang menghadapinya. Kebanyakan orang lebih suka menggunakan obat-obatan untuk menahan rasa nyeri. Padahal dengan metode perenungan, seseorang bisa mencari asal dari rasa sakit langsung ke sumbernya, menguraikan satu persatu keruwetan yang biasanya terjadi di sekitar rasa sakit tersebut, dan mengambil kesimpulan dan ikhtiar untuk menyelesaikan semua permasalahan yang berkaitan dengan rasa sakit tersebut, baik permasalahan yang bersifat fisikal belaka, maupun permasalahan yang berhubungan dengan pikiran dan jiwa. Dengan cara seperti ini seseorang bisa membebaskan dirinya dari ketergantungan terhadap obat-obatan yang tidak perlu.

Sakit adalah penghambat yang paling umum dari seorang perenung. Terkadang karena satu dan lain hal, seseorang yang sakit menjadi sulit untuk pulih kembali seperti sediakala, dan terpaksa merasakan suatu rasa sakit seumur hidupnya. Akan tetapi biarpun begitu, hal tersebut tidaklah boleh dijadikan penyebab seseorang untuk tidak bisa berkonsentrasi lagi dalam melakukan perenungan yang dalam. Justru inilah salah satu cobaan ujian yang harus bisa diatasi dan dilampaui oleh seorang perenung. Salah satu cara yang paling baik untuk mengatasinya adalah dengan merubah sakit, dari sebuah hambatan menjadi sebuah motivasi. Keinginan mengatasi rasa sakit bisa menguatkan tekad seorang perenung untuk melakukan perenungan yang jauh lebih dalam lagi.

Manusia adalah makhluk yang mempunyai kelebihan di kemampuan survival dan adaptasinya. Kemampuan inipun bisa diterapkan di dalam mengatasi rasa sakit. Yaitu dengan memusatkan perhatian kepada rasa sakit tersebut, dengan membulatkan tekad dan keinginan untuk menyembuhkan diri sendiri, dengan cara langsung merasakan dan mengamati ke pusat dari rasa sakit itu sendiri. Maka lama kelamaan, rasa sakit akan terasa biasa saja, dan obat-obatanpun bisa berangsur-angsur ditinggalkan dan hanya dipergunakan secara temporary saja. Bagi orang yang sudah terbiasa melakukan perenungan dengan media rasa sakit, maka rasa sakit tidak lagi menjadi suatu penderitaan, melainkan justru menjadi blessing in disguise. Rasa sakit bisa dijadikan suatu motivasi untuk melakukan perenungan lebih dalam lagi.
Referensi: sebuah buku tipis
Artikel terkait:
Hambatan Dalam Berkonsentrasi
TTP (1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[Ke Atas]